1. KEBUDAYAAN MELAYU JAMBI
Jauh sebelum abad masehi etnis melayu
setelah mengembangkan suatu corak kebudayaan melayu pra sejarah di wilayah
pengunungan dan dataran tinggi. Masyarakat pendukung kebudayaan melayu pra
sejarah adalah suku Kerinci dan suku Batin. Orang kerinci di perkirakan telah
menepati caldera danau kerinci sekitar tahun 10.000 SM sampai tahun 2000 SM.
Suku Kerinci dan termasuk juga suku Batin adalah suku tertua di Sumatera.
Mereka telah mengembangkan kebudayaan batu seperti kebudayaan Neolitikum.
Kehadiran agama buda sekitar abad 4 M telah
mendorong lahir dan berkembangnya suatu corak kebudayaan buddhis. Kebudayaan
ini di identifikasikan sebagai corak kebudayaan melayu kuno. Masyarakat
pendukung kebudayaan melayu buddis yang masih ada di Jambi adalah suku anak
dalam (kubu). Namun peningalan momental kebudayaan melayu Buddishis adalah
bangunan candi-candi yang tersebar dikawasan daerah aliran sungai (DAS)
batanghari, salah satu di antaranya ialah situs candi muara Jambi. Pada masa kebudayaan
buddhis sedang mengalami kemunduran sekitar abad 11-14 M, maka bersamaan
waktunya di daerah jambi mulai berkembang suatu corak kebudayaan islam.
Kehadiran Islam diperkirakan pada abad 7 M dan sekitar abad 11M Islam
mulai menyebar ke seluruh lapisan masyarakat pedalaman Jambi. Dalam penyebaran
Islam ini maka pulau berhala dipandang sebagai pulau yang sangat penting dalam
sejarah Islam di Jambi. Karena sejarah mencatat bahwa dari pulau berhala itulah
agama Islam disebarkan keseluruh pelosok daerah Jambi. Kehadiran Islam ini
membawa perubahan mendasar bagi kehidupan social/ masyarakat melayu Jambi.
Agama Islam pelan-pelan tapi pasti, mulai mengeser kebudayaan melayu buddhis
sampai berkembangnya corak kebudayaan melayu Islam.
Kebudayaan daerah tidak lain adalah
kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat local sebagai
pendukungnya. Sedangkan yang dimaksud dengan kebudayaan melayu jambi adalah
kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah etnis melayu Jambi.*
2. MATA
PENCAHARIAN
Mata pencaharian masyarakat Jambi adalah
bertani, berjualan, panen getah dan melaut Di Jambi sendiri kebanyakan
daerahnya adalah berupa hutan. Sehingga mata pencaharian mereka didominasi oleh
para petani biasanya pula mereka yang bertani berasal dari pedesaan. Dalam hal
bertani, sama seperti kota-kota lainnya yang terletak di daratan rendah, adalah
bertanam padi pada lahan kosong. Sedangkan dalam hal melaut, mencari ikan di
sungai merupakan mata pencaharian tambahan, begitu juga mencari dalam hal
mencari hasil hutan.
Usaha-usaha tambahan ini biasanya dilakukan
sambil menunggu panen atau menunggu musim tanam berikutnya. Karena di Jambi
sendiri juga dihuni oleh masyarakat keturunan TiongHua, maka di zaman sekarang
ini banyak pula warga masyarakat kaeturunan Cina di Jambi yang mencari
pendapatan melalui proses berdagang. Ada yang berdagang mas, berdagang sembako
dan adapula yang berdagang bahan-bahan material.**
Orang jambi tradisional menamai tempat
mereka bertani diantaranya adalah:
a. Sawah
Terdapat tiga model sawah yaitu:
1. Sawah
payau
Adalah sawah yang dibuat di atas sebidang
tanah yang secara alamiah telah mendapat air dari suatu sumber air, atau
tanahnya sendiri telah mengandung air
2. Sawah
tadah hujan
Adalah sebidang tanah kering yang diolah
dengan mengunakan cangkul atau bajak yang diberi galangan atau pematang
sedangkan pengairannya sangat tergantung pada hujan
3. Sawah
irigasi
Adalah sejenis tanah yang digarap dengan
sistem irigasi, tanah ini diolah dengan cara memakai sumber air dari mata air
atau sungai.
b. Ladang
Ada dua macam ladang yaitu:
1. Umo
renah
Adalah ladang yang cukup luas yang
terbentang pada sebidang tanah yang subur dan rata. Tanah tersebut terdapat di
pingir-pingir sungai dan dilereng-lereng bukit yang mendatar.
2. Umo
talang
Adalah ladang yang dibuat orang di dalam
hutan belukar yang letaknya jauh dari pedesaan, dan biasanya pada umo talang
orang akan membuat pondok yang biasa digunakan untuk menungu panen tiba.
Ternyata dalam mereka melakukan hal dalam
mata pencaharian ada memiliki adat istiadat yang digunakan, contoh dalam anak
undang nan dua belas terdapat ayat yang menyatakan seperti ini, “umo berkandang
siang, ternak berkandang malam”. Yang memiliki arti adalah para petani
harus menjaga sawah atau tanamannya pada siang hari, bagi yang punya kerbau
mengurung pada malam hari. Dan apabila tanaman padi petani dimakan atau dirusak
pada sinag hari maka pemilik ternak tidak dapat diminta ganti rugi, namun bila
tanamannya dirusak pada malam hari maka pemilik ternak dapat dimintai ganti
rugi.*** dalam mengolah tanah orang jambi juga mengunakan cara yang tradisional
seperti pengunaan kincir air sebagai sistem perairan, cangkul, sabit, parang
serta bajak kerbau.
Sedangkan penduduk daerah jambi terutama
yang bermukim di sepanjang bantalan sungai batanghari dan anak sungainya
agaknya memahami benar bahwa air itu adalah sumber kehidupan. Sehinga umumnya
penduduk ini bermata pencaharian sebagai nelayan oleh karena itu dikenal
perkampungan nelayan adalah perkampungan yang berada di pingir pantai dan di
pingir sungai batanghari. Oleh karena itu, hampir setiap rumah penduduk di
daerah ini memiliki alat penangkapan ikan tradisional yang dikenal dengan:
tanguk, sauk, jalo, mentaben, guntang, geruguh, lukah, serkap, jelujur, onak,
saruo, tamban, rawai, tiruk, lulung, pukat hanyut, lenggian, sangkar ikan. Yang
pada umumnya di buat sendiri dengan mengunakan bahan-bahan yang tersedia dengan
cara dan bentuk yang tradisional.
3. KERAJINAN
Provinsi Jambi sangat kaya akan kerajinan
daerah, salah satu bentuk kerajinan daerahnya adalah:
a. Anyaman
anyaman yang berkembang dalam bentuk aneka
ragam. Kerajinan anyaman di buat dari daun pandan, daun rasau, rumput laut,
batang rumput resam, rotan, daun kelapa, daun nipah, dan daun rumbia. Hasil
anyaman ini bermacam–macam, mulai dari bakul, sumpit, ambung, katang–katang,
tikar, kajang, atap, ketupat, tudung saji, tudung kepala dan alat penangkap
ikan yang disebut Sempirai, Pangilo, lukah dan sebagainya.
b. Tenun dan batik motif flora
Tenun dntenun yang sangat terkenal, yaitu
tenunan dan batik motif flora. Batik biasa kita tau kebanyakan berasal dari
pulau Jawa. Namun sesungguhnya seni batik itu tak hanya berada di pulau Jawa
saja, beberapa daerah di Sumatera pun juga memiliki seni batik tersendiri. Ini
terbukti banyaknya hasil batik yang di hasilkan dari Jambi, baik buatan pabrik
maupun produksi rumah tangga. Produk batik dapat berkembang hingga sampai pada
suatu tingkatan yang membanggakan baik desain maupun prosesnya. Begitu pula
dengan batik yang ada tumbuh dan berkembang di daerah Jambi.
Pada zaman dahulu batik Jambi hanya dipakai
sebagai pakaian adat bagi kaum bangsawan/raja Melayu Jambi. Hal ini berawal
pada tahun 1875, Haji Muhibat beserta keluarga datang dari Jawa Tengah untuk
menetap di Jambi dan memperkenalkan pengolahan batik. Motif batik yang
diterapkan pada waktu itu berupa motif – motif ragam hias seperti terlihat pada
ukiran rumah adat Jambi dan pada pakaian pengantin, motif ini masih dalam
jumlah yang terbatas. Penggunaan motif batik Jambi, pada dasarnya sejak dahulu
tidak dikaitkan dengan pembagian kasta menurut adat, namun sebagai produk yang
masih eksklusif pemakaiannya dan masih terbatas di lingkungan istana.
Dengan berkembangnya waktu, motif yang
dipakai oleh para raja dan keluarganya saat ini tidak dilarang digunakan oleh
rakyat biasa. Keadaan ini menambah pesatnya permintaan akan kain batik sehingga
berkembanglah industri kecil rumah tangga yang mengelola batik secara
sederhana.
Perkembangan batik sempat terputus beberapa
tahun, dan pertengahan tahun 70-an ditemukan beberapa lembar batik kuno yang
dimiliki oleh salah seorang pengusaha wanita “Ibu Ratu Mas Hadijah” dan dari
sanalah batik Jambi mulai digalakkan kembali pengembangannya. Salah seorang ibu
yang turut juga membantu perkembangan pembatikan di Jambi adalah Ibu Zainab dan
Ibu Asmah yang mempunyai keterampilan membatik di Seberang Kota.
Pada mulanya pewarnaan batik Jambi masih
menggunakan bahan-bahan alami dari tumbuh-tumbuhan yang terdapat di dalam hutan
daerah Jambi, seperti :
Kayu Sepang menghasilkan warna kuning
kemerahan.
Kayu Ramelang menghasilkan warna merah
kecokelatan.
Kayu Lambato menghasilkan warna kuning.
Kayu Nilo menghasilkan warna biru.
Warna-warna tersebut merupakan warna
tradisional batik Jambi, yang mempunyai daya pesona khas yang berbeda dari
pewarna kimia.****
c. Ukir
kayu betung
Merupakan kerajinan ukir kayu yang terdapat
di Desa Betung. Kabupaten Batanghari. Para pengrajin memanfaatkan produk kayu
hutan yang banyak terdapat di Jambi. Jenis kayu yang banyak dipakai sebagai
bahan baku adalah rengas, meranti dan jelutung. Sebagian besar produknya untuk
perabot rumah tangga seperti meja, kursi dan tempat tidur.
4. KESENIAN
mengenai seni dapat di bagi kedalam:
mengenai seni dapat di bagi kedalam:
a. seni tari
Seni tari daerah Jambi cukup banyak ragam
serta coraknya, dimana pada tiap-tiap daerah mempunyai ciri sesuai dengan
keadaan daerah serta suku dalam kelompok masyarakat adat yang bersangkutan.
Dari sekian banyak corak dan ragamnya seni tari daerah Jambi, namun sudah
banyak pula yang hampir tidak dikenal bahkan dilupakan oleh lingkungan
masyarakat yang bersangkutan. Beberapa seni tari yang dikenal di Provinsi
Jambi, yaitu:
a) Kota
Jambi
Tari Sekapur Sirih
Tari ini diciptakan oleh Firdaus Chatab
pada tahun 1962, kemudian ditata ulang oleh OK Hendri BBA pada tahun 1967. tari
ini digunakan untuk menyambut tamu yang dihormati sebagai ungkapan rasa putih
hati dalam menyambut tamu, dan ditarikan oleh penari remaja putri
- Tari Dana Sarah
Tari ini berasal dari pelayangan, yang
sudah dimodifikasi yang berasal dari Seberang Kota Jambi. Penciptanya tidak
dikenal dan ditata ulang oleh Abdul Aziz pada tahun 1984. Tari ini digunkan
sebagai sarana dalam penyebaran agama islam, yang ditarikan oleh penari putra
dan putri.
Tari Serengkuh Dayung
Tari ni penciptanya tidak diketahui, namun
telah ditata ulang oleh Aini Rozak pada tahun 1990. tarian ini menggambarkan
tentang perasaan searah setujuan, kebersamaan di dalam segala sesuatunya, dan
ditarikan hanya oleh penari putri.
b) Kabupaten Batang Hari dan
Kabupaten Muaro Jambi
Tari Piring Jambi
Tari ini berasal dari Muara Tembesi yang
diciptakan oleh Abdul Manan, kemudian ditata ulang oleh OK Hendri pada tahun
1970. Tarian ini menggambarkan kelincahan muda mudi dalam memainkan piring dan
ditarikan oleh penari putra dan putri.
Tari Baselang
Pencipta tarian ini tidak dikenal, kemudian
ditata ulang oleh Darwan Asri Tahun 1977. Tarian ini menceritakan tentang
semangat kegotongroyongan masyarakat desa dan ditarikan oleh penari putra dan
putri.
c) Kabupaten Tanjung
Jabung Barat & Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Tari Inai
Penciptanya tidak dikenal, kemudian ditata
ulang oleh M.Arsyad dan Zainuddin pada tahun 1992. tarian ini untuk menghibur
mempelai wanita yang sedang memasang inai dimalam hari, sebelum duduk
dipelaminan, dan tarian ini ditarikan oleh remaja putra dan putri.
Tari Sumbun
Pencipta tarian ini tidak dkenal, kemudian
ditata ulang pada tahun 1989 oleh Rukiah Effendi. Tarian ini menggambarkan para
nelayan yang sedang mencari sumbun ditepian pantai dengan lincahnya, ia
memasukkan obat dalam sumbun. Tarian ini ditarikan hanya oleh penari putri.
Tari Japin Rantau
Tari ini diciptakan oleh Darwan Asri dan
ditata ulang tahun 1986 oleh Darwan Asri. Tarian ini menggambarkan prikehidupan
masyarakat dipesisir pantai, dan ditarikan oleh remaja putri.
d) Kabupaten Bungo & Kabupaten Tebo
Tari Putri Teluk Kembang
Pencipta tarian ini tidak dikenal, dan
tarian ini menggambatkan tentang keakraban kehidupan masyarakat , dan ditarikan
oleh penari putri.
Tari Cucu Ungko
Pencipta tarian ini tidak dikenal, dan
tarian ini menggambarkan tentang usaha masyarakat dalam menangkap binatang yang
digemarinya. Tarian ini ditarikan oleh penari putra dan putri.
Tari Tauh
Pencipta tari ini tidak dikenal, tarian ini
menggambarkan tentang kegembiraan muda mudi, dan ditarikan oleh penari putra
dan putri.
e) Kabupaten Sarolangun & Kabupaten
Bangko
Tari Kisan
Penciptanya tidak dikenal dan ditata ulang
oleh Daswar Edi pada tahun 1980 dan Darwan Asri tahun 1983. tarian ini
menggambarkan kegiatan masyarakat dalam mengolah padi menjadi beras, dan tarian
ini dibawakan oleh penari remaja putri.
Tari Kromong
Pencipta tarian ini tidak dikenal, dan
tarian ini menceritakan bagaimana wanita berhias, dan dibawakan oleh penari
putri
Tari Mengatur Berentak
Pencipta tarian ini tidak dikenal, dan
kemudian ditata ulang oleh Zakaria pada tahun 1970. Tarian ini menggambarkan
kegotongroyongan dalam menggarap sawah dan dibawakan oleh penari putri.
f) Kabupaten Kerinci
Tari Mandi Taman
Penciptanya tidak dikenal dan ditata ulang
oelh Baharudin BY pada tahun 1979. Tarian ini menggambarkan rasa syukur ketika
membawa anak turun mandi, yang dibawakan oleh penari putri.
Tari Rangguk
Penciptanya tidak dikenal, ditata ulang
oleh Iskandar Zakaria tahun 1977. Tarian ini biasa ditarikan untuk
menyambut tamu yang datang berkunjung, dan dibawakan oleh penari putri.
Tari Rangguk Ayak
Pencipta tari ini tidak dikenal dan
kemudian ditata ulang oleh Don Alwizar. Tari ini menggambarkan kegembiraan
sehabis panen dan ditarikan oleh penari putri)
tari rentak kudo
tari ini sangat populer di masyarakat
Kerinci. Tari Rentak Kudo adalah tarian kesenian khas budaya asli
masyarakat Kerinci yang berasal dari daerah Hamparan Rawang Kabupaten
Kerinci, Jambi yang
banyak diminati kalangan masyarakat di Kabupaten Kerinci.
Tarian ini dikenal sebagai "Rentak
Kudo" karena gerakannya yang menghentak-hentak seperti kuda. Tarian ini
ditarikan di dalam perayaan yang dianggap sangat Latar belakang
Tarian ini ditarikan di dalam perayaan yang
dianggap sangat sakral oleh masyarakat Kerinci. Tingginya penghormatan terhadap
perayaan seni dan budaya Kerinci ini pada zaman dahulu sangat kuat sehingga
dipercaya bahwa dalam setiap pementasan seni budaya ini getaran dan hentakan
tari Rantak Kudo bisa terasa hingga jarak yang sangat jauh dari lokasi
pementasan. Tarian ini dipersembahkan untuk merayakan hasil panen pertanian di
daerah Kerinci yang secara umum adalah beras (padi) dan dilangsungkan
berhari-hari tanpa henti. Kadang bila dilanda musim kemarau yang panjang,
masyarakat Kerinci juga akan mementaskan kesenian ini untuk berdoa kepada Yang
Maha Kuasa (menurut kepercayaan mereka masing-masing). Tujuan dari pementasan
tari ini umumnya adalah untuk melestarikan pertanian dan kemakmuran masyarakat,
untuk menunjukkan rasa syukur masyarakat Kerinci baik dalam musim subur maupun
dalam musim kemarau untuk memohon berkah hujan sakral oleh masyarakat Kerinci.
Tingginya penghormatan terhadap perayaan seni dan budaya Kerinci ini pada zaman
dahulu sangat kuat sehingga dipercaya bahwa dalam setiap pementasan seni budaya
ini getaran dan hentakan tari Rantak Kudo bisa terasa hingga jarak yang sangat
jauh dari lokasi pementasan.
Namun pada saat sekarang tari rantak kudo
sudah umum dipakai, bahkan acara/ resepsi pernikahan pun tari rantak kudo ini
sering digunakan di kalangan masyarakat untuk suatu hiburan di suatu
pernikahan.******
b. seni musik dan
teater
1) kelintang
kayu
merupakan alat musik pukul khas Provinsi
Jambi yang terbuat dari kayu. Dalam memainkannya beriringan dengan alat musik
talempong, gendang dan akordion. Pada zaman jayanya alat musik ini dimainkan
untuk kalangan bangsawan. Dalam pertunjukannya didendangkan syair lagu-lagu
betuah dan tarian khas Jambi.
2) Hadrah
Merupakan jenis kesenian jambi yang
bernuansa islami, kesenian ini mengunakan terbang atau rebana sebagai alat
musiknya. Alat-alat tersebut ditabuh dan disertai nyanyian dalam bahasa Arab,
hadrah sering digunakan untuk mengiringi pengantin pria, menyambut tamu dan
acara-acara agama islam.
3) Dul
muluk
Merupakan seni teater yang berkembang di
kota Jambi dan Batanghari. Kesenian ini sudah jarang ditampilkan. Sumber cerita
berasal dari sahibul hikayat, satu kekhasan dari pertunjukan ini adalah pada
bagian tengah pangung ditempatkan satu meja.
Para pelakon beradegan setelah pelakon
berdialog atau bernyanyi, mereka memukul meja dengan mengunakan sebatang
tongkat seiring irama musik. Pada bagian tertentu ada tarian yang
mengikutsertakan penonton sehinga membuat suasana semakin meriah.
4) Krinok
Adalah pepatah petitih yang isinya berupa
pantun nasehat,agama, kasih sayang kepahlawanan dan lain-lain. Dibawakan oleh
seseorang dengan cara bersenandung, sedangkan musiknya pada awalnya hanya
mengunakan vocal yang dilakukan oleh si pengkrinok (orang yang bersenandung).
Oleh masyarakat petani ladang/petani sawah yang umumnya berdomisili di daerah
dataran rendah,kesenian rakyat (musik krinok) ini biasanya dilakukan setelah
mereka usai menjalankan aktivitas pertaniannya. Dimaksudkan untuk mengatasi
kejenuhan, pelepas lelah atau sebagai pelipur lara. Disamping itu sering juga
dilaksanakan pada saat menunggu hasil panen, sambil menjaga tanaman mereka dari
serangan burung, tikus, babi, dan lain-lain. Bila sudah tiba saatnya panen
biasanya pada malam harinya mereka mengadakan pertemuan di suatu tempat yang
telah ditentukan untuk melangsungkan acara krinok-an. Acara ini akan dihadiri
oleh ibu-ibu dengan membawa anak gadisnya, juga dihadiri oleh sejumlah anak-anak
bujang, selama acara berlangsung, bujang/gadis saling melempar pantun.
Pantun-pantun tersebut diungkapkan secara bersenandung yang disebut krinok.
Tradisi semacam ini sampai sekarang masih dilakukan oleh masyakat setempat,
seperti yang penuh diamati di Dusun Rantau Pandan yang jaraknya lebih kurang 40
km dari pusat kota Muoro Bungo.
c. Seni
Sastra
Salah satu seni sastra yang berkembang di
Jambi yaitu sastra Lisan Kerinci. Seni ini berkembang dalam budaya masyarakat
kerinci. Bentuk-bentuknya antara lain puisi, pantun, prosa, prossa liris dan
kunaung-kunaung adalah merupakan perpaduan cerita lagu dan ekspresi
penceritanya. Pada umumnya cerita berisi nasihat, pendidikan moral, petuah,
kisah-kisah rakyat dan pelipur lara.
Suku
1. Suku Kubu atau Suku Anak
Dalam adalah salah satu suku bangsa minoritas dan salah satu yang tertua
yang hidup di pulau Sumatera, Kehidupan mereka sekarang sangat mengenaskan
seiring dengan hilangnya sumber daya hutan yang berada di Jambi.
2. Suku Batin sebagian besar
tinggal di wilayah sepanjang sungai tambesi, sampai saat ini Suku Batin masih
mempertahankan adat istiadat berupa bangunan-bangunan tua yang disebut “Kajang
Lako” karena bentuk dari bubungan rumah mirip dengan perahu.
3. Suku Kerinci
4. Suku Penghulu
Makanan Khas
1. Tempoyak merupakan makanan
yang berasal dari buah durian yang difermentasikan, dan bisa juga dibuat Gulai
Tempoyak.
2. Gulai Tepe Ikan terbuat dari
ikan gabus yang dihaluskan dan dicampur tepung dan telur.
3. Malbi adalah masakan gulai
daging, namun memiliki citarasa manis karena dimasak dengan kecap dan sedikit
gula merah.
4. Gulai Ikan Patin bisa dimasak
dengan Tempoyak tetapi sebagia orang mengganti Tempoyak dengan santan kelapa
untuk menghindari baud an rasa Tempoyak yang cukup menyengat.
5. Padamaran terbuat dari tepung
beras, santan dan gula merah sebagai pemanis. Bahan-bahan ini kemudian
ditempatkan di sebuah cup yang terbuat dari daun pisang lalu dikukus hingga
matang.
6. Dendeng Batokok adalah irisan
daging sapi yang direbus dalam air kelapa yang telah dibumbui bawang putih dan
jahe.
7. Nasi Minyak adalah beras yang
dimasak dengan susu, saus tomat, minyak samin dan rempah-rempah, Nasi Minyak
biasanya disajikan pada saat acara-acara khusus.
Tempat Wisata
1. Perkebunan Teh Kayu Aro
Perkebunan ini dirintis tahun 1925 – 1928
oleh perusahaan Belanda NV HVA, perkebunan ini tercatat sebagai perkebunan teh
tertua di Indonesia. Di tengah perkebunan terdapat “Aroma Pecco” yang merupakan
sebuah taman dengan sebuah kolam yang pada zaman penjajahan Belanda dulu
merupakan tempat penampungan air bagi perkebunan teh.
2. Masjid Kuno Pondok Tinggi
Masjid ini dibangun secara gotong royong
oleh masyarakat dusun Pondok Tinggi pada Tanggal 1 Juni 1874 dengan dinding
terbuat dari anyaman bambu, tahun 1890 dindingnya diganti dengan kayu yang
berukir bermotif berbagai bangsa Persia, Romawi, Mesir dan motif lokal.
Pembangunannya selesai pada tahun 1902, keunikannya adalah arsitekur bangunan
dengan mengikuti model masjid masa lampau.
3. Danau Kerinci
Kita dapat melihatnya dari daerah
Pesanggrahan, Tanjung Hatta adalah tempat Bung Hatta menikmati panorama Danau
Kerinci dan menanam pohon disana. Desa Saleman terdapat Rumah Laheik yang
merupakan rumah khas Kerinci dan di sekitar Danau Kerinci terdapat sejumlah
batu berukir yang diduga peninggalan manusia megalit.
Suatu desa di Kabupaten Kerinci ini
memiliki potensi wisata alam dan budaya yang dikelilingi oleh perbukitan dan
pegunungan. Salah satu gunung yang diberi nama Gunung Betuah memiliki keunikan
sebagai gunung yang sangat sulit didaki. Masyarakat lokal dan turis mancanegara
sudah berupaya namun tetap belum bisa ditaklukkan.
Di daerah sekitar Gunung Betuah terdapat 5
buah Danau yang masih alami dengan karakteristik warna air dan jenis ikan yang
berbeda pada tiap danaunya. Contohnya Danau Kaco, yang didalamnya bisa
ditemukan Ikan Semah dan mempunyai tampilan air berwarna biru.
Di kaki Gunung Betuah juga terdapat Hutan Adat yang masyarakat lokal menyebutnya sebagai Hutan Ulu Air. Masyarakat Lempur menerapkan sanksi adat yang ketat bagi perusak Hutan Ulu Air.
Di Desa Lempur Mudik juga terdapat benteng pertahanan Depati Parbo, seorang Pahlawan Perjuangan Kerinci yang bertempur menghadang belanda dari Bengkulu. Perang ini dikenal dengan Perang Menjuto.
Di kaki Gunung Betuah juga terdapat Hutan Adat yang masyarakat lokal menyebutnya sebagai Hutan Ulu Air. Masyarakat Lempur menerapkan sanksi adat yang ketat bagi perusak Hutan Ulu Air.
Di Desa Lempur Mudik juga terdapat benteng pertahanan Depati Parbo, seorang Pahlawan Perjuangan Kerinci yang bertempur menghadang belanda dari Bengkulu. Perang ini dikenal dengan Perang Menjuto.
5. Taman Nasional Kerinci Seblat
Merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan
dataran rendah serta beberapa ekosistem yang khas, memiliki 4000 jenis
tumbuhan, terdapat 42 jenis mammalia, 10 jenis reptillia, 6 jenis amphibia, 6
jenis primate dan 306 jenis burung.
6. Arum Jeram Merangin
7. Taman Nasional Bukit Dua Belas
8. Taman Nasional Bukit 30
9. Hutan Harapan
10. Kota Seberang Jambi
Kota Seberang akan dijadikan kawasan cagar
budaya, karena dipisahkan oleh Sungai Batanghari memiliki banyak nilai
peninggalan sejarah dan budaya masa lampau, diantaranya rumah tua yang berumur
ratusan tahun yang berarsitektur China dan Melayu. Pusat kerajinan batik Jambi
juga terletak disini.
11. Museum Negeri Jambi
12. Candi Muaro Jambi
13. Taman Nasional Berbak
14. Pulau Berhala
Memiliki panorama pantai pasir putih dan
batuan vulkanik yang sangat indah. Terdapat pula Benteng peninggalan Jepang
pada salah satu bukit di Pulau Berhala.
Seperti biasa, kita akan melihat bentuk
rumah adat, pakaian adat, tari-tarian budaya, senjata tradisional, suku, bahasa
dan lagu daerah. Berikut Uraian singakat dari budaya Jambi :
Rumah adat Jambi
|
8. Rumah Adat
Rumah adat Jambi dinamakan Rumah Panggung
dengan model kajang lako. Rumah adat tersebut merupakan rumah tinggal yang
terbagi dalam 8 ruangan. Ruangan tersebut adalah: pertama Jogan, merupakan
tempat istirahat dan menaruh air. Kedua Serambi Depan, merupakan ruangan untuk
tamu laki-laki juga ruangan untuk mengaji anak-anak lelaki. Ketiga, Serambi
Dalam yang merupakan tempat tidur bagi anak-anak lelaki. Keempat, Ameben
Melintang yang merupakan kamar pengantin. Kelima, Serambi Belakang yang
merupakan kamar tidur bagi anak-anak gadis. Keenam, Laren yang merupakan tempat
menerima tamu wanita dan kegiatan anak-anak remaja putri. Ketujuh, Garang yang
merupakan ruangan untuk menumbuk padi sekaligus tempat untuk menampung air.
Kedelapan adalah dapur. Ada pula ruangan yag disebut Tengganai, yaitu ruangan
yang digunakan untuk pertemuan kaum/ninik mamak.
9. Pakaian Adat
Pria dari Jambi memakai mahkota dan kalung
bersusun. Ia juga memakai pending dengan keris terselip di depan perut serta
gelang emas pada kedua belah lengan dan tangan. Baju dan celananya bersuji
dengan model yang khas dan kain songket melingkar di tengah badan.
Pakaian yang dipakai wanitanya serupa benar
dengan sang pria seperti mahkota, kalung bersusun, pending serta gelang emas
pada kedua belah lengan, tangan dan kaki. Ia juga memakai baju kurung serta
kain songket. Pakaian ini dipakai untuk upacara pernikahan.
10. Tari-tarian Daerah Jambi
a. Tari Sekapur Sirih, merupakan tari
persembahan. Tari adat Jambi ini banyak persamaannya dengan tari Melayu.
b. Tari Selampit Delapan, merupakan tari
pergaulan muda-mudi dan sangat digemari di daerah Jambi.
c. Tari Rangguk, tarian Jambi yang lincah
untuk menyambut tamu.
d. Skin adalah sejenis keris kecil. Sesuai
dengan namanya, tari "skin" menggambarkan ketangkasan kaum wanita
dalam ulah keprajuritan. Tari ini merupakan tari kreasi yang tetap memanfaatkan
perbendaharaan gerak tari tradisi.
Tari Sekapur Sirih
|
11. Senjata Tradisional
Keris merupakan senjata tradisional di
Jambi. Keris yang bentuknya lurus, dinamakan badik tumbuk lada. Keris ini
banyak dan terdapat dimana-mana. Hulunya terbuat dari kayu atau tanduk dan
wilayahnya lurus. Selain itu terdapat pula keris dengan wilahan yang berlekuk.
Senjata lainnya adalah tombak, pedang dan sumpit.
Keris Jambi
|